
volume 08 by Arai Kyoko
Dalam hati Narumi berkata “Kenapa dia(Billy) bersama ayahku?!” Narumi sangat kaget melihatnya.
“Billy, rencanamu sudah berjalan dengan lancar?” tanya Ayah Narumi.
“Ya, tentu saja” jawab Billy.
Narumi bersembunyi dibalik tembok. Suara pembicaraan Billy dan Ayah Narumi tidak begitu kedengaran. Narumi penasaran dengan omongan mereka.
“Ruangan SP sudah kubuat kacau balau” ujar Billy.
“Eh” ungkap batin Narumi.
“Tinggal tunggu waktu kapan mereka akan bubar” ujar Billy.
“Apa?!” ungkap batin Narumi.
“Hem, semudah itu. SP memang klub omong kosong. Sudah seharusnya kuhancurkan” ujar Aya Narumi.
Narumi sangan kaget mendengarnya.
Tiba-tiba
Tuk Tuk
“Hei. Narunaru” panggil Kiri.
“Apa?!” tanya Narumi dengan emosi.
“Aku susah bernafas, nih” keluh Kiri.
Ternyata Narumi memeluk Kiri. Narumi langsung sadar dan mendorong kiri sambil berteriak “WUAAAH!”
“Eit. Eit. Eit. Eit” ujar Kiri sambil melompat dengan satu kaki.
“Hei, bodoh!” panggil Narumi sambil menangkap tangan kiri.
Langsung Ayah Narumi menghadap kebelakang.
“Shou-chan kencan?!” rengek Ayah Narumi.
“Kejam! Papa nggak rela!” rengek Ayah Narumi lagi.
“Persis dengan yang kuduga...” ungkap batin Narumi.
“Shou-chan pacaran dengan cewek itu, ya! Apa yang kau sukai darinya!” rengek Ayah Narumi.
“Berisik! Nggak ada hubungannya denganmu!” jawab Narumi dengan emosi.
“Dia tidak menyangkal...” ungkap batin Billy.
“Yang ingin kutanyakan adalah ucapanmu tadi!” ujar Narumi.
“Apa maksudmu?” tanya Narumi.
“Ucapan yang mana, ya?” tanya Ayah Narumi dengan polos.
“Jangan mengelak!” teriak Narumi.
“Kau bilang kau ingin menghancurkan SP!” jelas Narumi.
“Oh, yang itu? Hahaha...” ujar Ayah Narumi polos.
“Shou-chan, sudahan ya? Jangan main-main lagi” ujar Ayah Narumi.
“Main-main?” tanya Narumi.
“Shou-chan harus mewarisi Salon de Narumi, yang ada dipuncak dunia kacantikan. Mulai sekarang Shou-chan harus belajar ilmu manajemen” ujar Ayah Narumi.
“BRAAAK” Narumi menendang pembatas jalan dan Narumi sangat Marah.
“Aku tak main-main!” ujar Narumi marah.
Kiri dan Billy pun kaget.
“Aku tak akan memimpin perusahaan ayah yang menggunakan uang dan segala cara kotor lainnya! Impianku adalah membuat salon kecantikan nomor 1 di Jepang bersama para anggota SP. Suatu saat nanti pasti bisa mengalahkan perusahaan ayah” ujar Narumi dengan emosi.
“Ayo pergi, rambut riap-riapan” ajak Narumi kepada Kiri.
“Maaf, tunggu sebentar” panggil Ayah Narumi.
“Koshiba. Eh, boleh aku memanggilmu Kiri-chan?” tanya Ayah Narumi.
Kiri menoleh ke arah Ayah Narumi. Ayah Narumi tersenyum.
“Kau juga anggota SP, kan?” tanya Ayah Narumi.
“Kurang lebih begitu” jawab Kiri.
“Oh, begitu ya” ujar Ayah Narumi.
“Kau punya gunting legenda, ya” ujar Ayah Narumi.
“Si oom ini tabrak langsung!” ungkap batin Billy.
“Gunting itu hanya boleh dimiliki oleh orang yang berada dipuncak dunia penata rambut. Ayahmu juga dibolehkan untuk memilikinnya. Tapi kenapa kau yang menyimpannya? Jujur saja dengan kemampuanmu kau tak berhak memiliki gunting itu. Serahkanlah padaku” ujar Ayah Narumi dengan sombongnya.
“Hem. Memangnya kau punya hak? Sungguh konyol” balas Kiri dan meninggalkan Ayah Narumi dan Billy.
“Yang berhak hanya aku, si jenius” ungkap batin Billy.
Ucapan Kiri membuat Ayah Narumi teringat ucapan Ayah Kiri dulu. Ucapan yang sama. Ucapan itu membuat Ayah Narumi naik pitam.
“BRAAAK” Ayah Narumi menendang pembatas jalan.
“Ayah dan anak sama saja!” teriak batin Ayah Narumi.
“Wah, ayah dan anak sama saja...” ungkap batin Billy.
“BILLY!” panggil Ayah Narumi dengan emosi.
“Ya?” jawab Billy dengan santai.
“Mulai sekarang kau harus awasi kegiatan mereka dan lapor padaku!” perintah Ayah Narumi.
“Eh?” keluh Bully.
“Mengerti!” tegas Ayah Narumi.
“Iya, aku mengerti!” balas Billy terpaksa.
“Cih, bikin repot saja” keluh Ayah Narumi.
“Tuan, sudah waktunya rapat” ujar anak buah Ayah Narumi.
Ayah Narumi pun segera masuk ke kantao bersama anak buahnya tersebut.
Aku tahu! Rasanya sebentar lagi akan muncul kekacauan besar.
“Ayah brengsek. Main-main apaan! Menghancurkan apaan! Jangan ngawur!” ujar batin Narumi.
“Ngomong-ngomong si pirang itu kenalan ayah Narunaru?” tanya Kiri.
“Namanya Billy” jawab Narumi.
“Eh, gawat aku lupa tanya kenapa Billy bersama ayah!” ujar batin Narumi.
Tiba-tiba
“Billy Iketani, didukung oleh Salon de Narumi” ujar Ochiai di belakang Narumi.
Narumi langsung kaget dan berteriak “Wuaaah!”
“Dia lulusan Salon de Narumi cabang Holywood” lanjut Ochiai.
“Eh... masa, sih?” ujar Narumi seakan tidak percaya.
“Iya” balas Ochiai.
“Tapi yang lebih penting. Aku ingin tahu kenapa kalian berduaan?” ujar Ochiai sambil pura-pura merangkul Narumi dengan dendam.
“Aduh, aduh!” ujar Narumi kesakitan.
“Oh ya, Occhi sudah tahu siapa pelaku yang merusak ruangan kita” ujar Kei.
“Kau serius, Kazuhiko?!” tanya Narumi kaget.
“Yah” jawab Ochiai.
“Siapa pelakunya!” tanya Narumi.
“Tunggu saja akan kuungkap besok” jawab Ochiai.
“Tunggu ya, Koshiba. Aku akan menunjukan siapa pelakunya dan menjernihkan kesalahpahaman orang padamu” ujar Ochiai pada Kiri.
“Hei!” panggil Narumi.
“Ngomong-Ngomong. Kenapa kalian berdua berpelukan?” tanya Kei polos.
Narumi dan Ochiai langsung kaget.
“Ah. Ini, Narunaru” ujar Kiri sambil memberikan sebuah bungkusan kepada Narumi.
“Eh?” ujar Narumi kaget dan menerima bungkusan tersebut.
“Dapat dari kak Ken” jelas Kiri.
“Kau sengaja mengantarnya” tanya Narumi.
“Yah” jawab Kiri.
“Mungkin. Tanda terima kasih” lanjut Kiri.
Kiri teringat ucapan Narumi.
“Siapa pun yang mengganggunya tak akan kuampuni”
“Terima kasih? Terima kasih apa?” tanya Narumi yang tidak bisa mengingat hal-hal yang tidak penting.
“Sudah, ya. Aku harus kerja sambilan” ujar Kiri dan meninggalkan mereka.
“Tunggu, rambut riap-riapan!” panggil Narumi.
“Hei! Itu obat ya” tanya Ochiai.
“Eh?” ujar Narumi kaget.
“Mana yang sakit? Perlihatkan padaku” ujar Ochiai.
“Eng... nggak apa-apa, kok!” jawab Narumi.
“Apanya yang tak apa-apa? perlihatkan padaku” perintah Ochiai.
“Apa...” ujar Narumi.
“Jangan-jangan Narunaru jamuran!” ujar Kei.
“Iya, aku jamuran!” ujar Narumi pura-pura.
“Hem, Koshiba memberimu obat jamur, ya” ujar Ochiai.
“Hahaha, Narunaru jamuran” ejek Kei.
“Bawel” balas Narumi.
Esoknya
“Dengar nggak?”
“Hari ini sepulang sekolah, SP bikin show!
“Masa, sih? Asyik!”
“Aku mau nonton!”
“Aku sih sudah pasti nonton”
“Aku juga”
Ujar cewek-cewek tersebut. Percakapan mereka didengar oleh orang yang merusak ruangan SP.
“SP masih bisa pamer. Padahal sudah tertimpa bencana” ujar orang tersebut.
“Tapi bukannya SP nyaris dibubarkan?”
“Iya, iya!”
“Gara-gara Koshiba!”
Ujar cewek-cewek tersebut.
Kiri berjalan dikoridor. Cewek tersebut langsung menghindar dan berkata
“Lihat, itu dia orangnya”
“Masih berani datang ke sekolah”
“Musuh SP!”
Ujar cewek-cewek tersebut.
Kiri melewati cewek-cewek tersebut dengan santai dan menoleh ke mereka.
“DHEG!” cewek-cewek tersebut ketakutan.
“HUAHM” Kiri menguap tak peduli dengan cewek-cewek tersebut.
“Sikap macam apa, tuh?!”
“Apa dia akan mengganggu show hari ini?!”
“Ih, nekad!”
Ujar cewek-cewek tersebut dengan kesalnya.
“Mengganggu, ya. Tentu saja ada gangguan”
“Dilarang masuk untuk show SP jam 3 sore!” terpampang papan didepan pintu tempat show SP.
“Hem, sungguh konyol. Dilarang masuk, tapi nggak dikunci. Narumi memang sangat menjengkelkan. Apaan tuh, SP jadi nomor 1 di Jepang!. Jangan bikin aku ketawa. Kau pangeran mahkota Salon de Narumi mudah saja bagimu untuk memimpin perusahaan terbesar di Jepang. Tapi gunting legenda itu milikku!” ujar seseorang yang merusak show SP.
Tapi tiba-tiba lampu menyala dan...
“Para hadirin. Pelaku yang merusak ruang klub SP adalah orang ini!” ujar Kei melalui mic.
Ternyata pelakunya adalah Billy. Terlihat panggung di coret dan digambar dengan pilox.
“Apa, Billy?!”
“Shock!”
“Kok bisa, sih?!”
“Billy tega, ya!”
Ujar penonton yang sudah berkumpul. Mereka pada kecewa dengan sikap Billy.
“Apa” ujar Billy.
“Kau pelakunya, Billy Iketani. Bisakah kau minta maaf pada kami” ujar Ochiai.
“Di depan semua orang?” ujar Narumi.
“Juga pada Koshiba” ujar Ochiai.
Billy kaget dan malu. Dia melempar pilox dan berlari keluar.
“Ah, dia kabur!”
“Nah, sekarang kalian tahu, Kiri-chan bukan pelakunya!” ujar Kei.
“Maaf ya, Koshiba!”
“Maafkan kami!”
“Syukurlah, Kiri-chan” ujar Aoyama.
“Sejak awal, me percaya Kirity, kok” ujar Iori.
“Bohong” ujar Komatsu.
“Dengan begini, namamu jadi bersih, Koshiba” ujar Ochiai.
“Terima kasih” balas Kiri dengan senyum.
“Dheg!” ungkap hati Ochiai.
“Aku pergi dulu, ya” ujar Kiri.
“Eh, Koshiba?” ujar Ochiai.
“Kau mau kemana?” tanya Narumi.
“Sebentar...” jawab Kiri.
“Iya, sebantar ka mana?” tanya Narumi lagi.
“Hei, rambut riap-riapan!” panggil Narumi.
“Jangan bercanda! Jangan bercanda! Reputasi bagus yang kubangun selama ini. Aku tak bisa tinggal dijepang lagi. Aku harus pulang ke Amerika! Tapi sebelumnya aku harus mendapatkan itu!” ujar batin Billy yang berlari-lari. Billy langsung menyelinap kerumah Kiri seperti maling dan mengeledah laci-laci kamar Kiri.
“Meong” ujar kucing Kiri, Shampoo yang mencakar punggung Billy.
“Wuaaah, pergi! Aku alergim kucing!” ujar Billy.
“Meong” ujar Shampoo.
“Gyaaa!” teriak Billy dan langsung naik ke atas tempat tidur Kiri.
“Hei, yang kau cari ini?” tanya Kiri sambil memegang gunting yang dicari-cari Billy.
“!?” Billy kaget.
“Kenapa kau...” tanya Billy.
“Kau sangat menginginkannya?” tanya Kiri.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Kiri lagi.
Esoknya
“Apa, beres-beres ruangan?!”
“Apa boleh buat, kita harus kerja bakti!”
“Ya, kalau dibiarkan saja, kita nggak bisa latihan!”
“Semua gara-gara si bego itu (Billy)!” ujar Narumi kesal.
“Heh?”
Ternyata ruangan SP kosong.
“Lho, kenapa jadi begini?!” tanya Narumi.
“Oh my god!!” ujar Iori.
“Wuah, nggak ada apa-apa! Jadi luas!” ujar Kei.
“Jadi bersih, ya” ujar Kiri.
“Kenapa begini, ya” ujar Ochiai.
“Karena barang-barangnya diangkat” ujar seseorang.
“Hah? Siapa yang angkat barang-barang kami” tanya Narumi kesal.
“!?” Narumi kaget.
“Mulai hari ini, SP dibubarkan” ujar Ayah Narumi sambil menunjukan surat pembubaran klub.
Anak-anak SP langsung kaget
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar, Silahkan tulis email anda maka saya dapat membalas komentar dari anda. Apabila ada pertanyaan, kritik, dan saran silahakan komentar di blog atau kirim email ke rumahmonicapuchiko@gmail.com. Terima Kasih